LAILATUL QADR TAHUN INI JATUH PADA MALAM SELASA 21
RAMADHAN 1434 H. (30/07/2013)
AL-QUR’AN DITURUNKAN PADA MALAM LAILATUL
QADR
Allah Berfirman:
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١) وَمَا
أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (٢) لَيْلَةُ
الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (٣) تَنَزَّلُ
الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤)
سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (٥)
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam
al-Qadr; dan tahukah kamu apakah malam al-Qadr itu?; malam al-Qadr itu lebih
baik daripada seribu bulan; Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril)
dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan; Sejahteralah (malam itu)
sampai terbit fajar" (QS: 097: 1-5).
Malam Al-Qadr Malam Al-Qur'an:
Memperhatikan
dari konteks lima ayat dari surah al-Qadr diatas, diketahui bahwa peristiwa
malam al-Qadr (Lailatul qadr) itu hanya terjadi sekali dalam setahun,
dari sejak malam diturunkannya al-Qur’an kepada nabi Muhammad SAW sampai hari
kiamat kelak.
Bahwa semalam saja pada peristiwa malam itu, nilai kebaikannya melebihi dari 1000 bulan, atau sekitar 30.416 malam bumi, atau lebih dari 83 tahun bumi. Sebabnya, antara lain
- Pertama, pada malam yang dahsyat itu al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT ke Lauhil Mahfudz secara keseluruhan, kemudian ke Baitul ‘Izzah, dan selanjutnya diantarkan secara bertahap selama sekitar 23 tahun oleh Jibril AS kepada nabi Muhammad SAW. Dan pada malam Lailatul Qadr nabi Muhammad SAW dinobatkan oleh Allah SWT menjadi Nabi dan Rasul penutup kepada seluruh alam, serta beliau SAW pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT melalui Jibril, yaitu ayat ke-(1-5) dari surah al-Alaq.
- Kedua, pada peristiwa malam istimewa itu Allah mengizinkan semua malaikat yang mengurusi persoalan umat manusia dan bagian kesejahteraan alam semesta turun ke bumi, dibawah pimpinan malaikat Jibril AS untuk melaksanakan segala tugasnya. Maka sepanjang malam itu diliputi oleh kedamaian dan kesejahteraan sampai dengan terbit fajar. Bilakah Peristiwa Lailatul Qadr Yang Super Dahsyat Itu?
Peristiwa Ajaib Lailatul Qadr Bukan Fenomena Ghaib:
Demi menyingkap
kapan persisnya peristiwa Lailatul qadr, penulis akan berusaha
semaksimal mungkin menelusuri semua hadits-hadits shahih dan
pengalaman-pengalaman para shahabat senior tentang peristiwa luar biasa
tersebut, serta akan melengkapi dengan pengalaman seorang hamba Allah yang
cukup menakjubkan, sebagai berikut:
- Hadits-Hadits al-Syarif Tentang Lailatul Qadr:
- Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya: Dari Ebadah bin as-Shamit berkata: Nabi Muhammad SAW keluar untuk memberitahukan kepada kita tentang lailatul qadr tiba-tiba terhalang oleh dua orang sahabat yang sedang bertikai, maka Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya tadinya saya keluar untuk memberitahukan kalian dengan lailatul qadr….” (Hadist).
- Ibn Hajar mengomentari hadits riwayat Imam Bukhari ini: Sabda Nabi SAW “untuk memberitahukan kalian”: yaitu memastikan lailatul qadr.
- Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shahihnya: Dari Ebadah bin as-Shamit mengatakan, Rasulullah SAW bersabda: “… (faltamisuuha) maka identifikasikan-lah pada malam-malam kesembilan, ketujuh dan kelima (dari sepuluh terakhir)”. (Hadits).
- Menurut Ibn Manzdur dalam kamus-nya Lisanul Arab: Kalimat (faltamisuuha) pada konteks hadits adalah kata kerja dari (lamasa, al-iltimaas) yaitu (reka, meraba-raba); yakni “ath-thalabu” (mencari), “at-talammus” (mencari terus menerus atau berusaha keras untuk meng-identifikasikan-nya).
- Hadits dalam Kitab Shahih Bukhari dari Aisyah ra; bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Pantaulah lailatul qadr pada malam-malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan”. (Hadits).
- Menurut kamus Lisanul Arab lagi: Kata dasar “at-taharri” (memantau) pada konteks hadits; yaitu berharap dan bersunggu-sungguh dalam pencarian, serta tekun melakukan sesuatu dengan tindakan dan perbuatan.
- Sabda Rasulullah SAW: “Carilah lailatul qadr pada malam dua puluh tiga”. (Kitab Shahih Ibn Khuzeimah dari Abdullah bin Unais ra)
- Imam Bukhari membuat bab khusus dalam kitab Shahihnya: “Pengetahuan Lailatul Qadr Terhalang Oleh Cegatan Orang”, lalu Imam berkata: Telah diberitakan kepada kami oleh Muhammad bin al-Mutsanna, oleh Khalid bin al-Harits, oleh Hamid, oleh Anas, dari Ebadah bin as-Shamit ra berkata: Nabi Muhammad SAW keluar untuk memberitahukan kepada kita tentang lailatul qadr tiba-tiba dicegat oleh dua orang muslim, maka Nabi SAW bersaabda: “Sengguh tadinya saya keluar untuk memberitahukan kepada kalian tentang lailatul qadr tiba-tiba dicegat oleh (fulan dan fulan), maka tergantung (lupa), semoga itu lebih baik bagi kalian maka carilah itu pada sembilan, tujuh dan lima (dari sepuluh terakhir)” (Hadist).
Dari hadits-hadits
diatas, dan masih banyak serupa, diketahui bahwa lailatul qadr bukan-lah peristiwa yang ghaib, tetapi bisa dipantau
dan diidentifikasika oleh manusia yang menginginkan kemuliaanya.
- Pengetahuan Shahabat-shahabat Senior Tentang Lailatul Qadr:
Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahihnya:
Muhammad bin Abdela’laa telah menceritakan kepada saya mengatakan kami
diceritakan oleh al-Mu’tamar, oleh Emarah bin Ghaziyah al-Anshari berkata: Saya
telah mendengarkan Muhammad bin Ibrahim menceritakan dari Abu Salamah dari Abu
Said al-Khudri ra berkata: Bahwasanya rasulullah SAW melakukan i’tikaf
pada 10 pertama Ramadhan kemudian i’tikaf (lagi) 10 pertengahan disebuah
qubah yang beratap anyaman, lalu rasulullah SAW menyingkap anyaman tersebut
dengan tangannya yang mulia dan melongokkan kepala di atas qubah seraya berseru
kepada orang-orang dan mereka mendengarkannya, bersabda:
“Sesungguhnya saya telah i’tikaf
pada 10 pertama (Ramadhan) mencari malam itu (Lailatul qadr) dan i’tikaf
(lagi) pada 10 pertengahan kemudian saya didatangi (Jibri atau ilham-Red)
mengatakan bahwa (Lailatul qadr) datang pada 10 terakhir, maka
barangsiapa diantara kalian ingin i’tikaf maka ber-i’tikaf-lah”.
Lanjut Abu Said
al-Khudri: Maka orang-orang pada i’tikaf bersama rasulullah SAW, dan
saya menyaksikan lailatul qadr pada malam ganjil serta saya bersujud
pada paginya di atas lumpur dan genangan air. Kejadian itu pada malam ke-21,
rasulullah SAW Shalat sampai subuh dalam suasana hujan bercucuran menggenangi
mesjid, maka nampak lumpur dan genangan air. Nabi keluar dari mesjid setelah
shalat subuh dengan bekas lumpur dan basah pada dahi dan ujung hidung beliau.
Maka lailatul qadr adalah malam ke-21 dari 10 terakhir (Ramadhan).
Riwayat dari
Imam Muslim, berkata: Said bin Amr bin Sahl bin Ishaq bin Muhammad bin
al-Asy’ats bin Qais al-Kindi dan Ali bin Khasyram keduanya bercerita kepada
kami mengatakan: Kami telah diceritakan oleh Abu Dhamrah ia diceritakan oleh
ad-Dhahhak bin Otsman, berkata Ibn Khasyram dari ad-Dhahhak bin Otsman dari Abu
an-Nadheer - Maula – Omar bin Obeidillah dari Basr bin Said dari Abdellah bin
Unais: Bahwa rasulullah SAW bersabda:
“Tahukah kamu, saya telah mengetahul lailatul qadr
kemudian lupa (menyampaikan), dan saya baru teringat subuhnya saya bersujud di
atas air dan lumpur”.
Lanjut (Abdellah bin Unais): Pada waktu itu kami
diguyur hujan malam ke-23, maka rasulullah SAW meng-imami kami shalat jama’ah setelah
selasai beliau keluar dengan bercak basah dan lumpur pada dahi dan hidung
beliau. (Abdellah bin Unais berpendapat: Malam ke-23).
Riwayat Muslim dalam kitab Shahihnya berkata: Muhammad
bin Hatem dan Ibn Abu Omar telah bercerita kepada kami, keduanya dari sumber
Oyainah, Ibn Hatem menceritakan kami dari Sofyan bin Oyainah dari Abdah dan
Ashem bin Abu an-Nujuud, kami mendengarkan Zarr bin Hubaisy berkata: Saya telah
tanya Ubay bin Ka’ab ra bahwa: Adalah saudaramu Ibn Mas’ud telah berkata barang
siapa mendapatkan tahun depan hendaklah mencari lailatul qadr, dia (Ubay
bin Ka’ab) menjawab: Semoga Allah merahmatinya (Ibn Mas’ud), dia sebenarnya
tidak ingin mengatakannya kepada orang lain padahal dia sudah tahu kalau itu di
bulan ramadhan, pada 10 terakhir tepatnya malam ke-27...
Mengidentifikasikan
Nama dan Waktu Peristiwa Lailatul Qadr:
Ayat kajian di atas telah memastikan bahwa peristiwa lailatul
qadr terjadi pada suatu malam, dan nama malam itu tentunya tidak lepas dari
salah satu dari ketujuh malam-malam yang kita kenal, yaitu: (Sabtu - Ahad –
Senin – Selasa – Rabu – Kamis dan Juma’at).
Dari keterangan hadits-hadits as-syarif di atas
semakin menambah pencerahan kita terhadap peristiwa malam mulia itu dan
menggugah hati untuk meng-identifisikan-nya, serta mengungkap initial
nama malamnya. Kemudian dari berbagai riwayat hadits nabi mengisyaratkan pada
10 terakhir bulan Ramadhan. Maka semakin jelas-lah bahwa peristiwa lailatul qadr terjadi pada suatu malam tertentu, satu nama malam
tertentu; dan terjadi diantara hitungan ganjil pada 10 terakhir bulan suci
Ramadhan. Dengan demikian, lailatul qadr terjadi pada
malam-malam ke: (21 – 23 – 25 – 27 atau 29)...
Selanjutnya,
pengalaman-pengalaman para shahabat senior, sebagaimana pada beberapa
keterangan di atas, diperoleh penjelasan lebih rinci bahwa mereka pada umumnya
telah mengetahui peristiwa lailatul qadr dengan pengalaman yang
berbeda-beda setiap tahun di antara mereka setiap tahun selama bersama
rasulullah SAW, seperti:
- Abu Said al-Khudri ra, mengetahui malam ke-21 (HR. Muslim)
- Abdellah ibn Unais ra, mengetahui malam ke-23 (HR. Muslim)
- Abdellah ibn Abbas ra, mengetahui malam ke-23 (HR. Ahmad)
- Abu Zar ra, mengetahui malam ke-27 (HR. Ibn Khuzaimah)
- Ubay ibn Ka’ab ra, mengetahui malam ke-27 (HR. Muslim)
Ciri-ciri Lailatul
Qadr Berdasarkan Pengidentifikasian Para Sahabat Senior:
Keterangan-keterangan di atas lebih jauh merinci lailatul
qadr terjadi pada malam hari, memiliki satu nama tertentu, peristiwanya
pada malam-malam ganjil di 10 terakhir Ramadhan. Dan berpindah-pindah di antara
malam-malam ganjil. Nah, bagaimana meng-identifikasikan peristiwa lailatul
qadr itu…?
Ciri-ciri lailatul qadr telah digambarkan oleh rasulullah SAW secara rinci,
sebagai berikut:
- “Lailatul qadr: Malamnya amat damai, tenang, tiada panas dan tiada dingin, matahari pada pagi harinya lemah merekah”. (HR: Abu Daud dan al-Baihaqi, dikuatkan oleh Syeikh al-Albani sebagai hadits shahih dalam kitabnya Shahih al-Jaami’, Nomor: 5475).
- “Lailatul qadr: Malam ke-27 dan 29, malaikat-malaikat pada malam itu berkumpul dibumi dalam jumlah tidak terjangkau banyaknya”. (HR: Ahmad dari Abu Hurairah dan riwayat Abu Daud dan Ibn Khuzaimah, disebutkan oleh Syeikh al-Albani sebagai hadits “Hasan”, kitab Shahihul Jaami’, Nomor: 5473).
- “Lailatul qadr: Malam yang agung, tiada panas dan tiada dingin, tidak ada bintang jatuh; dan ciri-ciri siang harinya matahari tidak bersinar terang”, dikategorikan oleh Syeikh al-Albani sebagai hadits “Hasan”, Kitab Shahih al-Jaami’, Nomor: 5472).
Catatan Penting
Dari Seorang Hamba:
Berdasarkan dari keterangan-keterangan diatas dan
diperjelas oleh ciri-ciri yang telah digambarkan rasulullah SAW ini, dengan hidayah
dan inayah Allah SWT, melalui kajian ini penulis berharap dapat
mengidentifikasikan peristiwa lailatul qadr yang mulia
itu.
Metode pendekatan ini adalah mendeteksi peristiwa lailatul qadr pada malam-malam ganjil dari 10 terakhir bulan suci
ramadhan, dengan merujuk kepada ciri-ciri yang telah digambarkan oleh
rasulullah SAW, karena penulis sangat yakin bahwa hadits-hadits tersebut adalah
faktual – tanpa ada meragukan – yaitu mengindentifikasikan peristiwa malam itu
dengan mengetahui suasana malam dan cuaca pagi dari lailatul qadr.
Dengan mengetahui
suasana pagi dari malam al-qadr, membantu mengidentifikasi lailatul qadr itu sendiri dan memudahkan merinci tanggal
peristiwanya di antara malam-malam ganjil 10 terakhir ramadhan tersebut.
Dan, Alhamdulillah Rabbil'alamin - secara tidak sengaja - penulis menemukan sebuah
catatan penting dari seorang hamba Allah, ia mencatatkan pengalamannya semenjak
dari tahun 1419 H/ 1998 M, ia merekap suasana terbitnya matahari pada setiap
sepuluh terakhir ramadhan.
Dalam catatan tersebut nampak jelas hanya ada satu pagi saja yang mataharinya bersinar lemah secara fenomenal, yaitu paginya "malam Selasa" pada setiap hitungan ganjil dari 10 terakhir ramadhan, dan itu berulang-ulang setiap tahun. Tidak pernah bergeser suasana pagi seperti ini dari paginya malam Selasa selamanya. Tetapi yang berubah bukan nama malam itu melainkan tanggalnya saja.
Dalam catatan tersebut nampak jelas hanya ada satu pagi saja yang mataharinya bersinar lemah secara fenomenal, yaitu paginya "malam Selasa" pada setiap hitungan ganjil dari 10 terakhir ramadhan, dan itu berulang-ulang setiap tahun. Tidak pernah bergeser suasana pagi seperti ini dari paginya malam Selasa selamanya. Tetapi yang berubah bukan nama malam itu melainkan tanggalnya saja.
Pagi dari malam Selasa yang mataharinya tidak bercahaya
tersebut tetap tidak pernah berubah setiap tahunnya semenjak dari: (1419, 1420,
1421, 1422, 1423, 1424, 1425, 1426, 1427, 1428, 1429, 1430, 1431, dan Tahun
1432 Hijriah yang baru lalu). Matahari terbit dengan cahaya lemah secara
fenomenal hanya pada setiap pagi dari malam Selasa saja, dan berpindah dari
hitungan ganjil ke ganjil lain pada sepuluh terakhir Ramadhan (21 – 23 – 25 –
27 dan 29). Dengan perpindahan tanggal-tanggal tersebut, telah menyempurnakan 5
kali perpindahan pada 5 malam-malam ganjil.
Lailatul Qadr Hanya
Terjadi Pada Malam Selasa Saja Sampai Hari Kiamat:
Berdasarkan dari
semua pencerahan di atas, penulis menyimpulkan - Wallahua’alam – bahwa:
“Lailatul Qadr Hanya
Terjadi Pada Malam Selasa Saja Sampai Hari Kiamat”. Berikut ini penulis gambarkan Tabel Perpindahan
Lailatul Qadr Pada 15 tahun terakhir; dan menjadi pedoman untukt tahun-tahun
berikutnya. Nampak jelas bahwa lailatul qadr hanya terjadi pada malam
Selasa saja setiap 10 terakhir bulan suci Ramadhan, Lihat Tabel:
Maka dari
keterangan tabel di atas didapatkan sebuah kesimpulan baru dan pengetahuan baru
untuk sebuah Pemikiran Baru Islam, sebagai berikut:
- PERTAMA: Matahari tidak terbit tanpa sinar dan redup secara fenomenal kecuali hanya pada pagi hari dari malam Selasa saja setiap hitungan ganjil dari 10 terakhir bulan suci Ramadhan.
- KEDUA: Lailatul qadr terjadi pada malam Selasa saja dan tidak akan berubah sampai hari kiamat.
- KETIGA: Bulan suci Ramadhan tidak akan jatuh (berawal) diplanet bumi pada malam Jum’at dan tidak juga pada malam Ahad sampai kiamat.
Dua Malam Tidak
Akan Jatuh (Diawali) Masuknya Bulan Suci Ramadhan Sampai Hari Kiamat:
Lalu, dari
hadits-hadits rasulullah SAW diketahui bahwa lailatul qadr tidak akan terjadi
kecuali pada malam-malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan suci Ramadhan. Bahwa Lailatul qadr
hanya bisa terjadi pada malam Selasa saja sampai hari kiamat. Jika diasumsikan
bulan suci ramadhan jatuh (masuk) pada malam Jum’at, maka lailatul qadr
terjadi pada malam Selasa tanggal 26 (= genap dari sepuluh terakhir). Hal ini
bertentangan dengan hadits-hadits rasulullah SAW bahwa lailatul qadr
terjadi pada malam ganjil dari 10 terakhir. Dengan demikian bulan ramadhan
tidak akan Jatuh (diawali) dengan malam Jum’at sampai hari kiamat.
Begitu juga jika
diasumsikan bulan suci ramadhan jatuh (masuk) pada malam Ahad, maka lailatul
qadr terjadi pada malam Selasa tanggal 24 (= genap dari sepuluh terakhir). Hal ini bertentangan dengan
hadits-hadits rasulullah SAW bahwa lailatul qadr terjadi pada malam
ganjil dari 10 terakhir. Dengan demikian bulan ramadhan tidak akan jatuh
(diawali) dengan malam Ahad sampai hari kiamat, seperti di atas.
Berikut ini penulis
sertakan Tabel Identifikasi Lailatul Qadr berdasarkan dari malam yang dimulai
masuknya ramadhan; dan sekaligus menafikan awal ramadhan jatuh (dimulai) pada
malam Jum’at dan Ahad, sebagai berikut:
Tabel I: Bulan Ramadhan Jatuh (Masuk) Pada Malam Sabtu:
Jika Bulan Suci Ramadhan Masuk pada malam Sabtu, maka lailatul qadr
jatuh pada Malam Selasa tanggal 25 (= ganjil dari sepuluh terakhir):
Table 2: Bulan Ramadhan Jatuh) (Masuk) Pada Malam Ahad:
Jika bulan suci Ramadhan
jatuh (masuk) pada malam Ahad, maka lailatul
qadr malam Selasa tanggal 24
(= Genap dari sepuluh terakhir).Hal ini bertentangan dengan Hadits Rasulullah
SAW bahwa Lailatul
qadr terjadi pada malam ganjil dari 10 terakhir. Dengan
demikian bulan Ramadhan tidak akan diawali dengan malam Ahad sampai hari
kiamat:
Tabel 3: Bulan Ramadhan Jatuh (Masuk) Pada Malam Senin:
Jika Bulan Suci
Ramadhan Jatuh (Masuk) pada malam Senin,
maka lailatulqadr jatuh pada Malam Selasa
tanggal 23 (= ganjil dari sepuluh terakhir):
Lihat Tabel
Tabel 4: Bulan Ramadhan Jatuh (masuk) pada malam Selasa:
Jika Bulan Suci
Ramadhan (Jatuh) Masuk pada malam Selasa,
maka lailatul
qadr jatuh pada Malam Selasa
tanggal 29 (ganjil dari sepuluh terakhir):
Tabel 5: Bulan Ramadhan Jatuh (masuk) pada malam Rabu:
Jika Bulan Suci
Ramadhan Jatuh (Masuk) pada malam Rabu,
maka lailatul
qadr jatuh pada Malam Selasa
tanggal 21(ganjil dari sepuluh terakhir):
Tabel 6: Bulan Ramadhan Jatuh (Masuk) pada malam Kamis:
Jika Bulan Suci
Ramadhan Masuk pada malam Kamis, maka lailatul qadr jatuh pada Malam
Selasa tanggal 27 (ganjil dari sepuluh terakhir):
Tabel 7: Bulan Ramadhan jatuh (masuk) pada malam Jum'at:
Jika bulan suci
Ramadhan masuk pada malam Jum'at, maka lailatul qadr jatuh pada malam Selasa tanggal 26 (= Genap dari
sepuluh terakhir). Hal ini bertentangan dengan Hadits Rasulullah SAW bahwa
Lailatulqadr terjadi pada malam ganjil dari 10 terakhir. Dengan demikian bulan
Ramadhan tidak akan diawali dengan malam Ahad sampai hari kiamat:
KESIMPULAN: Berdasarkan
kesepakatan "Itsbat Ru'yatul Hilal" Tahun ini (1434 H), telah
diputuskan awal Ramadhan Jatuh pada Malam Rabu (10/07/'13). Maka Lailatul Qadr Insya Allah jatuh pada Malam
Selasa, 21 Ramadhan 1434 H/ atau bertepatan pada tanggal 30 Juli
2013 M. (Lihat: Tabel
I). WALLAHUA’LAM.....!
Semoga bermanfa'at !
Sumber ; http://my-bukukuning.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan jika anda yang ingin komentar, namun tolong gunakan bahasa yang sopan