Sakit Kepala Bagian Belakang Sebelah Kiri
“Lain sakit kepala, lain pula obatnya”. Anda mungkin sering mendengar slogan ini di iklan salah satu produk obat di televisi. Tapi pernyataan ini memang ada benarnya, karena ada berbagai jenis sakit kepala dan begitu pula penanganannya. Maka kenali dulu jenis kepala anda, baru ditangani.
Sakit kepala dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu sakit kepala akibat psikologis (psikogenik) dan organik. Mengapa perlu dibedakan? Karena therapinya berbeda. Sakit kepala organik sendiri dapat dipilah menjadi 3 macam secara garis besar, yaitu: migrain, cluster headache, dan tension headache. Mari kita bahas secara singkat.
1. Migren adalah suatu sindroma klinik akibat kurang berfungsinya integrasi sistem saraf pusat dengan manifestasi klinis berupa gangguan kepribadian dan tubuh yang luas, dapat disertai oleh rasa sakit namun dapat pula tidak. Gejala klinis yang tampak adalah sakit kepala yang sering dan berulang, berlangsung 2-72 jam tanpa keluhan lain di antara 2 sakit kepala. Nyeri ini timbul tiba-tiba dan biasanya pada satu sisi kepala, berdenyut, terasa menusuk-nusuk dan rasa kepala ingin pecah. Ada beberapa gejala yang terjadi sebelum dan selama serangan migren, yaitu: fenomena visual positif (penglihatan berkunang-kunang), fenomena visual negatif (penglihatan kabur) dan gejala sistemik seperti mual, muntah, diare, takut cahaya dll.
Kadang-kadang migren dapat pula disertai oleh kelainan neuro-psikiatrik (gangguan motorik, sensorik dan kejiwaan) yang timbul kemudian atau menyertai gejala migren. Faktor pencetus serangan migren meliputi stres, kejutan emosional, kesibukan atau relaksasi setelah kesibukan, musim panas, selama haid, sebelum haid, atau terlambat haid, makanan tertentu atau alergen yang spesifik, kelelahan fisik dan mental, kontrasepsi oral dll.
2. Cluster Headache (Sakit Kepala Pada Bagian Yang Tertentu) Disebut juga migren merah, karena pada waktu nyeri timbul, muka menjadi merah pada sisi yang sakit. Nyeri kepala dirasakan pada satu sisi kepala, tetapi dapat pula kedua sisi. Biasanya hebat seperti ditusuk-tusuk pada separuh kepala, di sekitar, belakang atau di belakang bola mata, pipi, lubang hidung, langit-langit, gusi dan menjalar ke seluruh bagian kepala. Nyeri kepala ini disertai gejala khas berupa mata merah dan berair, hidung tersumbat, sisi kepala menjadi merah panas dan nyeri bila di tekan. Nyeri jenis ini lebih sering ditemui pada laki-laki dan timbul pada usia 20-40 tahun.
Serangan terjadi pada waktu-waktu tertentu, biasanya dini hari menjelang pagi dan akan membangunkan penderita dari tidurnya karena nyeri yang hebat. Serangan berlangsung 15 menit sampai 5 jam dan terjadi beberapa kali selama 2-6 minggu. Faktor yang diduga mencetuskan serangan adalah makanan atau minuman yang mengandung alkohol.
Yang lebih banyak kita bahas adalah tension headache. Tension headache adalah salah satu tipe sakit kepala dewasa yang terbanyak ditemukan. Nyeri ini biasanya terjadi akibat tekanan jiwa.
Tension headache bisa terjadi periodik (“episodik”, kurang dari 15 hari dalam sebulan) atau setiap hari (“kronik”, lebih dari 15 hari dalam sebulan). Episodik tension headache didapat digambarkan seperti tali yang mengikat ringan sampai sedang di kepala, kencang atau adanya tekanan di dahi, atau pundak dan leher. Berlangsung dalam 30 menit atau bisa sampai berhari-hari. Episodik tension headache ini datang secara berangsur-angsur, biasanya dimulai dini hari. Sering merasa terbangun dari tidur dan merasa sakit kepala. Penyebab terbangun dari tidurnya bukanlah sakit kepala. Tapi gangguan tidur. Pada yang ringan, nyeri berangsur-angsur kurang pada pertengahan hari dan bisa hilang di waktu malam.
Tingkat keparahan tension headache ini meningkat berdasarkan frekuensinya. Tension headache kronik datang dan hilang dalam waktu yang lebih lama. Nyerinya selalu berdenyut, menyerang bagian depan, atas, atau samping kepala. Walaupun kadar nyerinya berbeda, nyeri itu akan terus ada. Tension headache kronik ini tidak mengganggu penglihatan, keseimbangan, atau kekuatan tubuh. Juga jarang sampai tidak bisa beraktivitas rutin. Inilah yang membedakan dengan migrain.
Wanita dua kali lebih banyak menderita tension headache dibanding pria. Dan wanita lebih banyak menderita yang jenis kronisnya. Kebanyakan orang dengan tension headache kronis menderita sakit kepala lebih dari 60-90 hari.
Tidak ada penyebab tunggal tension headache. Tipe sakit kepala ini bukan merupakan keturunan. Pada beberapa orang, tension headache mnyebabkan ketegangan otot di belakang leher dan kepala. Ketegangan otot ini bisa disebabkan oleh beberapa hal dibawah ini:
Tension headache selalu dipicu oleh stres lingkungan atau internal diri. Kebanyakan stres akibat hubungan keluarga, sosial, pertemanan, lingkungan pekerjaan dan sekolah.
Gejala-gejala tension headache dapat disertai mual, muntah, vertigo, lesu, kurang tidur, mimpi buruk, mudah gelisah, sulit konsentrasi, mudah tersinggung, cepat marah, sedih, hilang kemauan bekerja/belajar dan keluhan depresif lainnya.
Pengobatannya bisa dilakukan dengan menenangkan jiwa dan obat-obatan penenang, relaxan otot, dan penahan rasa sakit. Dokter ahli saraf mungkin akan meresepkan obat racikan yang isinya perpaduan itu. Terlebih dari obat-obatan, istirahat dan relaksasi merupakan unsur utama dalam usaha menangani nyeri kepala psikosomatik ini.
Daftar Pustaka
Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Cetakan ke-5. Jakarta: Dian Rakyat. 2004
www.emedicine.com/emerg/topic231.htm
www.mayoclinic.com/health/tension-headache/DS00304
www.webmd.com/migraines-headaches/tension-headaches
Sakit kepala dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu sakit kepala akibat psikologis (psikogenik) dan organik. Mengapa perlu dibedakan? Karena therapinya berbeda. Sakit kepala organik sendiri dapat dipilah menjadi 3 macam secara garis besar, yaitu: migrain, cluster headache, dan tension headache. Mari kita bahas secara singkat.
1. Migren adalah suatu sindroma klinik akibat kurang berfungsinya integrasi sistem saraf pusat dengan manifestasi klinis berupa gangguan kepribadian dan tubuh yang luas, dapat disertai oleh rasa sakit namun dapat pula tidak. Gejala klinis yang tampak adalah sakit kepala yang sering dan berulang, berlangsung 2-72 jam tanpa keluhan lain di antara 2 sakit kepala. Nyeri ini timbul tiba-tiba dan biasanya pada satu sisi kepala, berdenyut, terasa menusuk-nusuk dan rasa kepala ingin pecah. Ada beberapa gejala yang terjadi sebelum dan selama serangan migren, yaitu: fenomena visual positif (penglihatan berkunang-kunang), fenomena visual negatif (penglihatan kabur) dan gejala sistemik seperti mual, muntah, diare, takut cahaya dll.
Kadang-kadang migren dapat pula disertai oleh kelainan neuro-psikiatrik (gangguan motorik, sensorik dan kejiwaan) yang timbul kemudian atau menyertai gejala migren. Faktor pencetus serangan migren meliputi stres, kejutan emosional, kesibukan atau relaksasi setelah kesibukan, musim panas, selama haid, sebelum haid, atau terlambat haid, makanan tertentu atau alergen yang spesifik, kelelahan fisik dan mental, kontrasepsi oral dll.
2. Cluster Headache (Sakit Kepala Pada Bagian Yang Tertentu) Disebut juga migren merah, karena pada waktu nyeri timbul, muka menjadi merah pada sisi yang sakit. Nyeri kepala dirasakan pada satu sisi kepala, tetapi dapat pula kedua sisi. Biasanya hebat seperti ditusuk-tusuk pada separuh kepala, di sekitar, belakang atau di belakang bola mata, pipi, lubang hidung, langit-langit, gusi dan menjalar ke seluruh bagian kepala. Nyeri kepala ini disertai gejala khas berupa mata merah dan berair, hidung tersumbat, sisi kepala menjadi merah panas dan nyeri bila di tekan. Nyeri jenis ini lebih sering ditemui pada laki-laki dan timbul pada usia 20-40 tahun.
Serangan terjadi pada waktu-waktu tertentu, biasanya dini hari menjelang pagi dan akan membangunkan penderita dari tidurnya karena nyeri yang hebat. Serangan berlangsung 15 menit sampai 5 jam dan terjadi beberapa kali selama 2-6 minggu. Faktor yang diduga mencetuskan serangan adalah makanan atau minuman yang mengandung alkohol.
Yang lebih banyak kita bahas adalah tension headache. Tension headache adalah salah satu tipe sakit kepala dewasa yang terbanyak ditemukan. Nyeri ini biasanya terjadi akibat tekanan jiwa.
Tension headache bisa terjadi periodik (“episodik”, kurang dari 15 hari dalam sebulan) atau setiap hari (“kronik”, lebih dari 15 hari dalam sebulan). Episodik tension headache didapat digambarkan seperti tali yang mengikat ringan sampai sedang di kepala, kencang atau adanya tekanan di dahi, atau pundak dan leher. Berlangsung dalam 30 menit atau bisa sampai berhari-hari. Episodik tension headache ini datang secara berangsur-angsur, biasanya dimulai dini hari. Sering merasa terbangun dari tidur dan merasa sakit kepala. Penyebab terbangun dari tidurnya bukanlah sakit kepala. Tapi gangguan tidur. Pada yang ringan, nyeri berangsur-angsur kurang pada pertengahan hari dan bisa hilang di waktu malam.
Tingkat keparahan tension headache ini meningkat berdasarkan frekuensinya. Tension headache kronik datang dan hilang dalam waktu yang lebih lama. Nyerinya selalu berdenyut, menyerang bagian depan, atas, atau samping kepala. Walaupun kadar nyerinya berbeda, nyeri itu akan terus ada. Tension headache kronik ini tidak mengganggu penglihatan, keseimbangan, atau kekuatan tubuh. Juga jarang sampai tidak bisa beraktivitas rutin. Inilah yang membedakan dengan migrain.
Wanita dua kali lebih banyak menderita tension headache dibanding pria. Dan wanita lebih banyak menderita yang jenis kronisnya. Kebanyakan orang dengan tension headache kronis menderita sakit kepala lebih dari 60-90 hari.
Tidak ada penyebab tunggal tension headache. Tipe sakit kepala ini bukan merupakan keturunan. Pada beberapa orang, tension headache mnyebabkan ketegangan otot di belakang leher dan kepala. Ketegangan otot ini bisa disebabkan oleh beberapa hal dibawah ini:
- Istirahat yang tidak cukup
- Posisi tubuh yang salah
- Stres mental dan emosional, termasuk depresi
- Kecemasan
- Kelelahan
- Lapar
Tension headache selalu dipicu oleh stres lingkungan atau internal diri. Kebanyakan stres akibat hubungan keluarga, sosial, pertemanan, lingkungan pekerjaan dan sekolah.
Gejala-gejala tension headache dapat disertai mual, muntah, vertigo, lesu, kurang tidur, mimpi buruk, mudah gelisah, sulit konsentrasi, mudah tersinggung, cepat marah, sedih, hilang kemauan bekerja/belajar dan keluhan depresif lainnya.
Pengobatannya bisa dilakukan dengan menenangkan jiwa dan obat-obatan penenang, relaxan otot, dan penahan rasa sakit. Dokter ahli saraf mungkin akan meresepkan obat racikan yang isinya perpaduan itu. Terlebih dari obat-obatan, istirahat dan relaksasi merupakan unsur utama dalam usaha menangani nyeri kepala psikosomatik ini.
Daftar Pustaka
Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Cetakan ke-5. Jakarta: Dian Rakyat. 2004
www.emedicine.com/emerg/topic231.htm
www.mayoclinic.com/health/tension-headache/DS00304
www.webmd.com/migraines-headaches/tension-headaches
MKasih nih informasinya salam sangat berguna sekali moga sukses trus gan...
BalasHapusOh gitu makasih gan informasinya....
BalasHapus